Hartono New's
Senin, 18 Juni 2012
Senin, 02 April 2012
Pemprov Bantu Korban Kebakaran
Mon, Apr 2nd, 2012
GADING CEMPAKA, BE – Plt Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah SAg MPd, didampingi Kadis Kessos Provinsi Bengkulu menyerahkan bantuan kepada 16 kepala keluarga (KK) korban kebakaran dan 3 KK yang terkena imbas dari musibah kebakaran di Simpang SLB tersebut. Bantuan darurat itu berbentuk Sembako, kain, tikar, peralatan masak, baju dan seperangkat peralatan mandi yang diberikan secara simbolis kepada 2 orang perwakilan para korban. Dalam kesempatan itu, Junaidi mengatakan, bantuan yang diberikan kepada korban kebakaran itu merupakan suatu bentuk kepedulian Pemprov Bengkulu terhadap warganya yang tengah dilanda musibah. Soalnya, orang yang tengah tertimpa musibah ini akan menjadi labil dan mudah putus asa, sehingga, dengan adanya kepedulian dari Pemprov Bengkulu ini, diharapkan dapat membangkitkan semangat bagi korban untuk membangun usahanya kembali.
“Kami berharap kepada korban kebakaran untuk selalu tabah. Mudah-mudahan musibah ini akan ada hikmahnya,” ucap Junaidi.Sementara itu, perwakilan korban kebakaran Hermanto, mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya atas kepedulian Pemprov Bengkulu dalam meringankan bebannya. Hal itu, akan menjadi motivasi bagi para korban untuk melanjutkan usaha yang kini hanya tinggal kenangan saja. Dengan musibah ini, diharapkan akan menjadi pelajaran bagi kami untuk tetap meningkatkan iman kepada Yang Maha Kuasa. “Kami sangat berterimah kasih sekali atas kepedulian Pemprov Bengkulu ini. Mudah-mudahan Allah akan membalas kebaikan ini,” ujar Hermanto di hadapan Plt Gubernur Bengkulu dan Kadis Kessos Provinsi Bengkulu.Pantauan BE di lapangan, warga sekitar lokasi kebakaran berinsiatif membuka kotak amal di simpang SLB Kota Bengkulu. Sumbangan itu akan diberikan kepada para korban kebakaran tersebut. Untuk saat ini, uang yang sudah terkumpul sebesar Rp 5 juta lebih. “Uang terkumpul sudah sekitar Rp 5 juta. Uang ini akan kami sumbangkan kepada korban kebakaran itu,” terang pemunggut sumbangan, Romi, kemarin.
Tim ForensikSementara itu, jajaran Polres Bengkulu masih menyelidiki asal api. Dalam waktu dekat Polres akan melakukan pemanggilan terhadap korban serta saksi guna dimintai keterangannya serta mendatangkan tim ahli forensik.”Kita mintai keteranggan korban dan saksi serta beberapa hari ini juga kita akan mendatangkan tim ahli forensik dari Palembang,” terang Kapolres Bengkulu AKBP H Joko Suprayitno SST MK melalui Kasat Reskrim AKP Gunar Rahadyanto SIK didampinggi Kabag Oprasi Iptu Daryanto.
Pegawai PDAM di Banyuasin Ancam Mogok
Sejumlah pegawai PDAM Tirta Betuah Banyuasin menghadap ke Wakil Ketua DPRD Banyuasin untuk menyampaikan keluhan mengenai status mereka.
Senin, 2 April 2012
SRIPOKU.COM, PANGKALANBALAI - Sebanyak 63 pegawai PDAM Tirta Betuah Banyuasin yang terdiri dari pegawai harian tetap, tenaga kontrak dan tenaga harian lepas ancam melakukan aksi mogok kerja. Penyebabnya tidak ada kejelasan status mereka yang sudah bekerja 9-12 tahun dan honor yang masih dibawah upah minimum provinsi (UMP).
Ancaman ini terungkap dalam aksi yang dilakukan pegawai PDAM yang diwakili 17 pegawai yang datang dari PDAM unit Pangkalanbalai, Betung, Sembawa, Airbatu, Talangkelapa, Sungaipinang, Mariana dan Srimulyo Airsaleh kepada pimpinan DPRD Banyuasin yang diwakili H Askolani, Senin (2/3/2012).
Mulyadi dari Unit Sembawa mengatakan, mereka menuntut kejelasan status yang sudah bekerja 9-12 tahun. "Gaji juga yang kami terima dibawah UMR yakni untuk harian tetap Rp 13.000 sehari, kontrak Rp 700 ribu perbulan dan THL Rp 500 ribu,dan duit makan Rp 10 ribu dihitung hari kerja dan jika tidak masuk di potong, sedangkan lembur hanya Rp 500 perjam," katanya.
Yang menyakitkan lagi menurut mereka, 63 pegawai ini belum ditingkatkan status tetapi masuk pegawai baru sebanyak 35 orang.
"Dan gajinya mereka sama dengan yang sudah puluhan tahun kerja," terangnya.
Wakil Ketua H Askolani berjanji akan mengkomunikasikan dengan Bupati terkait persoalan ini. "Inti permasalahan status direktur yang masih pelaksana tugas sehingga belum bisa mengambil kebijakan. Maka kita minta kejelasan kepada bupati apakah masih mau di pakai atau buang direksi sekarang," tandasnya.
Padang-Bengkulu Lumpuh Tapan Banjir, Ratusan Rumah Terendam
Painan, Padek—Tingginya curah hujan yang melanda Sumatera Barat kembali menyebabkan banjir. Kali ini, melanda Kecamatan Basa IV Balai Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, tepatnya di Nagari Binjai Tapan, Kampung Tengah Tapan, Batang Enau Tapan, Koto Enau Tapan, Tanjung Pondok Tapan, Dusun Baru Tapan dan Nagari Induk Kenagarian Tapan, Sabtu (31/3) lalu.
Akibatnya, ratusan rumah terendam banjir yang mencapai 2 meter. Arus lalu lintas di jalan lintas barat Sumatera yang melewati Padang-Bengkulu, putus total hingga 10 jam.
”Air meluap hingga mencapai 2 meter, lalu lintas pun terhalang hingga 10 jam,” ujar Camat Basa IV Balai Tapan Facrudin kepada Padang Ekspres. Banjir dipicu meluapnya Batang Tapan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporkan adanya korban jiwa dan data kerugian materil.
Dari informasi Facrudin, ratusan rumah yang terendam ikut menghanyutkan peralatan rumah tangga, hewan ternak dan hasil pertanian.
Pesisir Selatan termasuk paling rawan bencana, baik abrasi maupun banjir. Ribuan rumah warga yang berada di sepanjang bantaran sungai terancam ambruk dan terendam banjir setiap kali hujan karena tak mampu lagi menampung debit air.
Batang Tapan di Basa Ampek Balai Tapan paling mendesak dinormalisasi.
Jika Batang Tapan meluap, 7 nagari bakal terendam banjir. Inilah yang terjadi Sabtu (31/3).
“Sejak banjir bandang pada awal November 2011 lalu yang mengakibatkan bobolnya pengaman pengaman sungai, sehingga Batang Tapan selalu meluap ketika banjir. Apalagi di daerah ini memiliki 2 sungai lainnya, yaitu Batang Gambir dan Batang Penadah yang hanya bermuara pada satu titik,” ujar Facrudin.
Sungai-sungai itu harus segera direklamsi, karena ribuan warga berada di sepanjang alur hujan itu. Selain itu, maraknya aktivitas penebangan liar juga menjadi salah satu penyebabnya.
“Hutan di sepanjang sungai sudah banyak ditebang sehingga tebing sungai terkikis arus deras jika hujan,” ujar M Derun, salah satu tokoh masyarakat setempat.
BBM Batal Naik,Sembako Mencekik
MENCEKIK: Seorang pedagang sayuran di Pasar Anyar mengeluhkan kenaikan harga sembako, kemarin.
Senin, 02 April 2012 , 10:37:00
BOGOR–Masyarakat Kota Bogor masih belum bisa bernapas lega. Kendati pemerintah urung menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 1 April kemarin, harga kebutuhan bahan pokok di pasaran malah beranjak naik.
Pantauan Radar Bogor di Pasar Anyar, kemarin, harga sembako mengalami kenaikan cukup signifikan. Bahkan, sejumlah komoditas naik drastis sejak sepekan menjelang diumumkannya keputusan kenaikan BBM 1 April.
Misalnya pada harga daging ayam. Sejak empat hari terakhir, harganya naik menjadi Rp27 ribu per kilogram (kg) dari biasanya Rp25 ribu. Hal serupa terjadi pada daging sapi, yakni Rp70.000/kg dari Rp65.000. Begitu pula minyak goreng yang naik Rp500 dari harga Rp10.500 per kg. Sedangkan gula pasir naik menjadi Rp11.000 per kg dari harga Rp10.000, sementara kacang tanah Rp16.000 dari harga Rp15.000/kg.
Saripah, salah satu pedagang sembako di Pasar Anyar menuturkan, kenaikan drastis juga terjadi pada gula merah, dari yang hanya Rp10.000 menjadi Rp13.000/ kg. “Apalagi ikan asin. Gabus saja naiknya sampai Rp15.000 dari Rp45.000 menjadi Rp60.000/kg, cumi dari Rp40.000 menjadi Rp45.000,” katanya kepada Radar Bogor.
Hal serupa dikatakan Irman, pedagang bumbu. Dia menyebutkan, sudah sepekan ini harga cabai merah terus mengalami lonjakan. Dari awalnya hanya Rp16.000 menjadi Rp24.000/kg. Cabai rawit merah justru yang paling fantastis. Dari harga normal Rp28.000 menjadi Rp48.000/kg. Bawang merah dan bawang putih juga kompak naik menjadi Rp12.000 dari Rp10.000/ kg. “Jangankan bahan pokok. Kantong plastik pembungkus juga naik. Ukuran sedang isi 30 lembar naik jadi Rp2.000, awalnya Rp1.300,” katanya.
Di Pasar Bogor pun harga sembako terjadi kenaikan, seperti minyak goreng curah yang mulanya Rp11.000/kg naik Rp500 menjadi Rp11.500. Sedangkan cabai merah teropong yang beberapa waktu lalu melonjak di angka Rp28.000/ kg kini turun Rp12.000 menjadi Rp16.000/kg.
Kenaikan sembako juga terjadi di Pasar Ciawi. Daging sapi yang awal Rp68.000/kg naik Rp2.000 menjadi Rp70.000 sedangkan daging kambing dari yang semula Rp70.000 turun Rp2.000 menjadi Rp68.000.
Namun, tidak semua harga sembako naik. Ada beberapa komiditas yang turun, misalnya beras IR 64 (medium) seharga Rp9.000/kg turun Rp1.000 menjadi Rp8.000/kg. Gula pasir kualitas medium tetap bertahan di harga Rp11.000/kg. Cabai kriting merah masih dijual Rp20.000/kg dari awalnya hanya Rp18.000, sedangkan bawang putih Rp16.000/ kg.
Menurut Kepala Pasar Baru Bogor, Rizal Utami, ketidakstabilan harga tersebut dipengaruhi distribusi. ”Karena kemarin sempat ramai diberitakan mengenai kenaikan BBM karena para penyalur barang banyak yang bingung dengan harga yang turunnaik,” ujarnya. Namun, menurut Rizal, hal itu tidak mempengaruhi pedagang di pasar terbesar di Kota Bogor itu. ”Sampai saat ini tidak menyebabkan masalah, karena para pedagang sudah bisa membaca situasi pasar. Diharapakan konsumen juga bisa mengerti dengan perubahan ini,”tambahnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Mangahit Sinaga mengakui adanya kenaikan harga bahan pokok hingga sepuluh persen. Kendati begitu, pihaknya menolak melakukan operasi pasar murni (OPM). Pasalnya, OPM hanya bisa dilakukan bila kenaikan sudah mencapai sepuluh persen disertai kelangkaan pasokan. “Walaupun harganya naik, tapi pasokannya tidak langka. Sehingga OPM belum bisa dilakukan,” ungkap Sinaga.
Menurut dia, kenaikan harga ini bukan karena adanya spekulan atau penimbun barang. Melainkan murni karena adanya ketidakpastian harga BBM sebelum 1 April lalu. Sehingga banyak distributor yang menunda belanja pasokan sambil menanti keputusan naik atau tidaknya harga BBM.
`Dia memprediksi, kenaikan harga bahan pokok ini tidak akan berlangsung lama. Melainkan hanya beberapa minggu ke depan. “Kami akan terus melakukan pengawasan ke lapangan,” pungkas Sinaga.(nad/cr2/cr1)
BBM Batal Naik,Sembako Mencekik
MENCEKIK: Seorang pedagang sayuran di Pasar Anyar mengeluhkan kenaikan harga sembako, kemarin.
Senin, 02 April 2012 , 10:37:00
BOGOR–Masyarakat Kota Bogor masih belum bisa bernapas lega. Kendati pemerintah urung menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 1 April kemarin, harga kebutuhan bahan pokok di pasaran malah beranjak naik.
Pantauan Radar Bogor di Pasar Anyar, kemarin, harga sembako mengalami kenaikan cukup signifikan. Bahkan, sejumlah komoditas naik drastis sejak sepekan menjelang diumumkannya keputusan kenaikan BBM 1 April.
Misalnya pada harga daging ayam. Sejak empat hari terakhir, harganya naik menjadi Rp27 ribu per kilogram (kg) dari biasanya Rp25 ribu. Hal serupa terjadi pada daging sapi, yakni Rp70.000/kg dari Rp65.000. Begitu pula minyak goreng yang naik Rp500 dari harga Rp10.500 per kg. Sedangkan gula pasir naik menjadi Rp11.000 per kg dari harga Rp10.000, sementara kacang tanah Rp16.000 dari harga Rp15.000/kg.
Saripah, salah satu pedagang sembako di Pasar Anyar menuturkan, kenaikan drastis juga terjadi pada gula merah, dari yang hanya Rp10.000 menjadi Rp13.000/ kg. “Apalagi ikan asin. Gabus saja naiknya sampai Rp15.000 dari Rp45.000 menjadi Rp60.000/kg, cumi dari Rp40.000 menjadi Rp45.000,” katanya kepada Radar Bogor.
Hal serupa dikatakan Irman, pedagang bumbu. Dia menyebutkan, sudah sepekan ini harga cabai merah terus mengalami lonjakan. Dari awalnya hanya Rp16.000 menjadi Rp24.000/kg. Cabai rawit merah justru yang paling fantastis. Dari harga normal Rp28.000 menjadi Rp48.000/kg. Bawang merah dan bawang putih juga kompak naik menjadi Rp12.000 dari Rp10.000/ kg. “Jangankan bahan pokok. Kantong plastik pembungkus juga naik. Ukuran sedang isi 30 lembar naik jadi Rp2.000, awalnya Rp1.300,” katanya.
Di Pasar Bogor pun harga sembako terjadi kenaikan, seperti minyak goreng curah yang mulanya Rp11.000/kg naik Rp500 menjadi Rp11.500. Sedangkan cabai merah teropong yang beberapa waktu lalu melonjak di angka Rp28.000/ kg kini turun Rp12.000 menjadi Rp16.000/kg.
Kenaikan sembako juga terjadi di Pasar Ciawi. Daging sapi yang awal Rp68.000/kg naik Rp2.000 menjadi Rp70.000 sedangkan daging kambing dari yang semula Rp70.000 turun Rp2.000 menjadi Rp68.000.
Namun, tidak semua harga sembako naik. Ada beberapa komiditas yang turun, misalnya beras IR 64 (medium) seharga Rp9.000/kg turun Rp1.000 menjadi Rp8.000/kg. Gula pasir kualitas medium tetap bertahan di harga Rp11.000/kg. Cabai kriting merah masih dijual Rp20.000/kg dari awalnya hanya Rp18.000, sedangkan bawang putih Rp16.000/ kg.
Menurut Kepala Pasar Baru Bogor, Rizal Utami, ketidakstabilan harga tersebut dipengaruhi distribusi. ”Karena kemarin sempat ramai diberitakan mengenai kenaikan BBM karena para penyalur barang banyak yang bingung dengan harga yang turunnaik,” ujarnya. Namun, menurut Rizal, hal itu tidak mempengaruhi pedagang di pasar terbesar di Kota Bogor itu. ”Sampai saat ini tidak menyebabkan masalah, karena para pedagang sudah bisa membaca situasi pasar. Diharapakan konsumen juga bisa mengerti dengan perubahan ini,”tambahnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Mangahit Sinaga mengakui adanya kenaikan harga bahan pokok hingga sepuluh persen. Kendati begitu, pihaknya menolak melakukan operasi pasar murni (OPM). Pasalnya, OPM hanya bisa dilakukan bila kenaikan sudah mencapai sepuluh persen disertai kelangkaan pasokan. “Walaupun harganya naik, tapi pasokannya tidak langka. Sehingga OPM belum bisa dilakukan,” ungkap Sinaga.
Menurut dia, kenaikan harga ini bukan karena adanya spekulan atau penimbun barang. Melainkan murni karena adanya ketidakpastian harga BBM sebelum 1 April lalu. Sehingga banyak distributor yang menunda belanja pasokan sambil menanti keputusan naik atau tidaknya harga BBM.
`Dia memprediksi, kenaikan harga bahan pokok ini tidak akan berlangsung lama. Melainkan hanya beberapa minggu ke depan. “Kami akan terus melakukan pengawasan ke lapangan,” pungkas Sinaga.(nad/cr2/cr1)
Senin, 02 April 2012 , 10:37:00
BOGOR–Masyarakat Kota Bogor masih belum bisa bernapas lega. Kendati pemerintah urung menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 1 April kemarin, harga kebutuhan bahan pokok di pasaran malah beranjak naik.
Pantauan Radar Bogor di Pasar Anyar, kemarin, harga sembako mengalami kenaikan cukup signifikan. Bahkan, sejumlah komoditas naik drastis sejak sepekan menjelang diumumkannya keputusan kenaikan BBM 1 April.
Misalnya pada harga daging ayam. Sejak empat hari terakhir, harganya naik menjadi Rp27 ribu per kilogram (kg) dari biasanya Rp25 ribu. Hal serupa terjadi pada daging sapi, yakni Rp70.000/kg dari Rp65.000. Begitu pula minyak goreng yang naik Rp500 dari harga Rp10.500 per kg. Sedangkan gula pasir naik menjadi Rp11.000 per kg dari harga Rp10.000, sementara kacang tanah Rp16.000 dari harga Rp15.000/kg.
Saripah, salah satu pedagang sembako di Pasar Anyar menuturkan, kenaikan drastis juga terjadi pada gula merah, dari yang hanya Rp10.000 menjadi Rp13.000/ kg. “Apalagi ikan asin. Gabus saja naiknya sampai Rp15.000 dari Rp45.000 menjadi Rp60.000/kg, cumi dari Rp40.000 menjadi Rp45.000,” katanya kepada Radar Bogor.
Hal serupa dikatakan Irman, pedagang bumbu. Dia menyebutkan, sudah sepekan ini harga cabai merah terus mengalami lonjakan. Dari awalnya hanya Rp16.000 menjadi Rp24.000/kg. Cabai rawit merah justru yang paling fantastis. Dari harga normal Rp28.000 menjadi Rp48.000/kg. Bawang merah dan bawang putih juga kompak naik menjadi Rp12.000 dari Rp10.000/ kg. “Jangankan bahan pokok. Kantong plastik pembungkus juga naik. Ukuran sedang isi 30 lembar naik jadi Rp2.000, awalnya Rp1.300,” katanya.
Di Pasar Bogor pun harga sembako terjadi kenaikan, seperti minyak goreng curah yang mulanya Rp11.000/kg naik Rp500 menjadi Rp11.500. Sedangkan cabai merah teropong yang beberapa waktu lalu melonjak di angka Rp28.000/ kg kini turun Rp12.000 menjadi Rp16.000/kg.
Kenaikan sembako juga terjadi di Pasar Ciawi. Daging sapi yang awal Rp68.000/kg naik Rp2.000 menjadi Rp70.000 sedangkan daging kambing dari yang semula Rp70.000 turun Rp2.000 menjadi Rp68.000.
Namun, tidak semua harga sembako naik. Ada beberapa komiditas yang turun, misalnya beras IR 64 (medium) seharga Rp9.000/kg turun Rp1.000 menjadi Rp8.000/kg. Gula pasir kualitas medium tetap bertahan di harga Rp11.000/kg. Cabai kriting merah masih dijual Rp20.000/kg dari awalnya hanya Rp18.000, sedangkan bawang putih Rp16.000/ kg.
Menurut Kepala Pasar Baru Bogor, Rizal Utami, ketidakstabilan harga tersebut dipengaruhi distribusi. ”Karena kemarin sempat ramai diberitakan mengenai kenaikan BBM karena para penyalur barang banyak yang bingung dengan harga yang turunnaik,” ujarnya. Namun, menurut Rizal, hal itu tidak mempengaruhi pedagang di pasar terbesar di Kota Bogor itu. ”Sampai saat ini tidak menyebabkan masalah, karena para pedagang sudah bisa membaca situasi pasar. Diharapakan konsumen juga bisa mengerti dengan perubahan ini,”tambahnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Mangahit Sinaga mengakui adanya kenaikan harga bahan pokok hingga sepuluh persen. Kendati begitu, pihaknya menolak melakukan operasi pasar murni (OPM). Pasalnya, OPM hanya bisa dilakukan bila kenaikan sudah mencapai sepuluh persen disertai kelangkaan pasokan. “Walaupun harganya naik, tapi pasokannya tidak langka. Sehingga OPM belum bisa dilakukan,” ungkap Sinaga.
Menurut dia, kenaikan harga ini bukan karena adanya spekulan atau penimbun barang. Melainkan murni karena adanya ketidakpastian harga BBM sebelum 1 April lalu. Sehingga banyak distributor yang menunda belanja pasokan sambil menanti keputusan naik atau tidaknya harga BBM.
`Dia memprediksi, kenaikan harga bahan pokok ini tidak akan berlangsung lama. Melainkan hanya beberapa minggu ke depan. “Kami akan terus melakukan pengawasan ke lapangan,” pungkas Sinaga.(nad/cr2/cr1)
Jadikan Waykanan Bumi Petani, Gelorakan Semangat Mulang Tiuh
Minggu, 01 April 2012 | 12:56 WIB
Minggu, 01 April 2012 | 12:56 WIB.
Minggu, 01 April 2012 | 12:56 WIB.
BANDARLAMPUNG – Bupati Waykanan Hi. Bustami Zainudin, S.Pd. terus menggelorakan semangat Mulang Tiuh sebagai landasan mewujudkan visi Kabupaten Waykanan sebagai farmer lands (bumi petani). Dengan semangat ini, ia memompa motivasi masyarakat Waykanan untuk membangun kampung halamannya.
’’Jangan ragu untuk memajukan kampung halaman sendiri! Justru ini harus jadi semangat kita sebagai putra daerah. Bagi masyarakat Waykanan, terutama yang ada di perantauan, mari bersama-sama kembali dan berbakti kepada kampung halaman! Gunakan hasil pengetahuan yang selama ini kita dapat untuk mendukung program pembangunan di Bumi Petani,” ujarnya dalam program Bincang-Bincang Bersama Bang Aca di Studio Radar Lampung TV tadi malam.
Secara khusus, orang nomor satu di Waykanan ini meminta masyarakat untuk menghilangkan paradigma yang selama ini melekat terhadap petani. ’’Kita harus membaliknya. Kita harus memahami bahwa petani adalah pekerjaan yang juga menguntungkan. Baik bagi pribadi, keluarga, daerah, hingga republik ini. Apa jadinya bila daerah ini sudah benar-benar tidak ada petani?” tuturnya.
Dalam pandangannya, sektor pertanian dan perkebunan akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat bila digarap secara serius. Untuk mewujudkan kondisi ini, tentu peran kaum intelektual sangat dibutuhkan. ’’Bagaimana produktivitas petani bisa tinggi kalau hanya bermodal semangat? Karena itu, pengetahuan dan kemajuan teknologi juga turut berperan. Jadi, mereka yang sudah mempunyai bekal ini silakan mengaplikasikannya demi terwujudnya program Bumi Petani sebagai penjamin kesejahteraan masyarakat Waykanan,” paparnya.
Di hadapan host yang tidak lain Direktur Radar Lampung Group Hi. Ardiansyah, S.H., Bustami menjelaskan bahwa bidang pertanian adalah dunia yang menarik dan menghasilkan banyak keuntungan. ’’Masak iya orang luar aja tertarik untuk berinvestasi pada bidang pertanian di Waykanan, sedangkan penduduk aslinya justru meninggalkan kampung halamannya? Mereka banyak mendirikan pabrik karet dan tebu itu kan bisa untuk kesejahteraan masyarakat juga,” tuturnya.
Hal penting lain untuk mewujudkan program ini adalah sinergisitas pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. ’’Asal semua berjalan dengan baik, saya bisa pastikan Waykanan akan menjadi daerah yang kaya. Jadi pemerintah mengambil keuntungan dari pajaknya, pengusaha dari bahan yang dihasilkannya. Sedangkan masyarakat dari pendapatan hasil kerja sama dengan perusahaan itu,” ungkap bupati low profile ini.
Sejauh ini, lanjut Bustami, masyarakat merespons positif program yang ia gulirkan itu. Kini hampir 80 persen lahan tidur mulai dimanfaatkan masyarakat. Bahkan karena tingginya antusias masyarakat, kini lahan garapan semakin sulit didapat.
Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya sudah mengusulkan kepada Kementerian Kehutanan (Kemenhut) agar masyarakat dapat ikut mengelola kawasan hutan yang selama ini tidak produktif. ’’Dari sekitar 22 ribu hektare, kami sudah memohon kepada menteri (Menhut) untuk dikelola rakyat. Sekarang sekitar 1.500 hektare sudah diizinkan untuk dikelola masyarakat,” ungkapnya.
Langkah lain yang dilakukan untuk menunjang program ini, Pemkab Waykanan juga menggulirkan program pembagian bibit cuma-cuma kepada pera petani. ’’Kami pun meminta perusahaan yang ada ikut membantu penyediaan bibit ini.
Upaya lain untuk mendukung program itu, Bustami juga menggandeng dunia pendidikan. Yaitu dengan membuka sekolah-sekolah berbasis pertanian dan melakukan kerja sama dengan para ahli pertanian dari berbagai universitas.
Bustami juga mengaku kini tengah menggalakkan tanaman karet. Sebab, lanjutnya, karet lebih menjanjikan dibandingkan menanam jenis kayu yang baru dapat dipanen hingga puluhan tahun. ’’Ujung-ujungnya nanti masyarakat hanya bergantung pada ijon yang membungakan uang. Hingga akhirnya lahan mereka pun turut terjual untuk menutupi utang. Sedangkan bila jika menanam karet, bila sudah memasuki masa panen setiap hari bisa dipanen. Dari setiap hektare pendapatan minimal bisa mencapai Rp2 juta per bulan,” ujarnya.
Dirinya juga berharap agar kata Mulang Tiuh menjadi kata yang biasa digunakan warga Lampung. ’’Saya tidak bermimpi membuat mal yang megah di Waykanan. Saya tidak mimpi membuat yang di luar kemampuan saya. Karena saya anak petani, jadi akan saya buat Waykanan ini sebagai daerah yang maju melalui program Mulang Tiuh guna menyukseskan Bumi Petani,” tegasnya. (sur/c2/fik)
Langganan:
Postingan (Atom)